Daftar isi

Rabu, 11 Januari 2012

Penculikan! (Bag-3)

Aku terjaga saat pintu kamarku terbuka, dan aku baru menyadari kemudian bahwa Andi sudah tidak berada dalam kamarku lagi. Ada sedikit perasaan kehilangan waktu menyadari bahwa aku sendirian di dalam kamar, bagaimana tidak, malam sebelumnya aku telah kehilangan keperawananku dan menikmati rasanya menerima benih seorang pria dalam tubuhku, tapi melihat serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku perasaan tersebut perlahan tergantikan dengan perasaan semangat untuk menghadapi hari ini, hari di mana aku akan diperkenalkan dengan Pangeran ke-3 kerajaan Brunai.

Serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku ternyata bertujuan untuk mempersiapkan diriku agar dapat tampil secantik mungkin menyongsong hari ini. Aku diperintahkan untuk mandi dan mencuci seluruh tubuhku sebersih-bersihnya. Aku meluangkan waktu lebih lama untuk membersihkan tubuhku terutama anusku yang dipenuhi sisa sperma Andi yang sebagian telah mengering.

Setelah aku selesai mandi para inang dan perias yang sudah menanti mempersilahkan aku untuk mengenakan pakaian yang telah dipersiapkan. Aku mengenakan satu set pakaian dalam wanita berwarna hitam yang sexy sekali. Aku mengenakan celana dalam hitam dengan potongan french cut dengan renda feminin di sekelilingnya. Penisku tidak tertutup seluruhnya tapi gesekan yang aku rasakan antara penisku dengan bahan kain berenda ini menimbulkan sensasi yang erotis sekali.

Setelah itu aku mengenakan korset basque menerus dengan bra yang juga berwarna hitam. Dilanjutkan dengan garter belt hitam dan stocking tipis berwarna hitam. Walaupun pakaian dalamku sangat sexy tapi gaun kebaya yang aku harus kenakan justru berkesan sangat anggun dan feminin. Kebaya long torso berwarna pink dengan brokat dan renda yang tipis dan menerawang di beberapa bagian menambah kesan sexy dan anggun. Akhirnya aku diminta untuk mengenakan kain panjang yang sebagian melewati kakiku dan mengenai lantai.

Kain serupa kebaya ini menyebabkan aku hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah kecil dan menambah kesan anggun dan feminin dalam jalanku. Setelah mengenakan pakaian lengkap aku diminta untuk mengenakan selop berhak tinggi berwarna emas dan diakhiri dengan aksesoris berwarna emas pada gelang tanganku, kalung emas dan anting-anting panjang berwarna emas.

Kemudian aku duduk pada meja rias dan perias mulai mengatur rambutku. Rambutku yang kini sudah panjang sepunggung di tata dan diangkat ke atas kemudian dihias dengan hiasan daun-daunan berwarna emas.

Walaupun wajahku sudah bertato riasan ternyata perias masih menyapukan lagi riasan yang berfungsi menambah kecantikan wajahku. Ia memulai dengan concealer dan foundation warna kuning langsat dan dilanjutkan dengan bedak tabur yang menyebabkan kesan wajahku sangat halus dan seolah bercahaya. Ia kemudian menyapukan eye-shadow warna abu-abu tua di tepi mataku dan warna oranye emas pada kelopak mataku. Tidak lupa ditambah dengan eyeliner cair pada garis mataku yang menyebabkan mataku yang agak sipit jadi terkesan bertambah besar dan feminin.

Perias kemudian membentuk alisku menjadi lebih tegas tapi sangat feminin dan diakhiri dengan bulu mata palsu yang agak panjang. Saat mengenakan bulu mata palsu ada kesan aneh seolah mataku jadi bertambah berat tapi ternyata efeknya begitu sexy seolah mataku menjadi begitu sayu dan berkesan feminin.

Perona pipi yang dioleskan pada tulang pipiku berwarna oranye muda pada bagian atas tulang pipiku dan berwarna pink gelap pada bawah tulang pipiku dan kesannya pipiku begitu sexy dan wajahku berkesan lebih ramping.

Terakhir perias membubuhkan lisptick berwarna pink tua dan diikuti dengan pensil bibir berwarna merah terang. Hasil akhir dari riasannya, wajahku berkesan seperti seorang gadis muda yang polos dan feminin. Aku cukup terkejut melihat hasilnya tapi juga merasa kagum bahwa ternyata wajah cantik yang memandang dari cermin adalah wajahku sendiri.

Andi dan Julia kemudian menghantarku keluar dari ruangan dan dari bangunan tempatku disekap. Inilah saatnya, aku akhirnya keluar dari penjaraku tapi aku agak trenyuh menyadari bahwa aku sedang digiring dari satu penjara ke penjara lain, yaitu harem tempat Pangeran ke-3 memelihara gadis-gadisnya.

Ternyata bangunan tempatku disekap masih berada dalam complex istana Sultan Brunai dan kami hanya berkendara sebentar sekali tiba di satu complex istana tempat tinggal Pangeran ke-3.

Aku turun dan diminta menunggu di sisi istana bersama beberapa orang yang aku yakin adalah para penjaga yang menjaga agar aku tidak pergi ke mana-mana. Andi dan Julia masuk menemui Pangeran ke-3 dan tidak lama kemudian aku diminta untuk masuk ke ruangan yang sama.

Ruangan yang aku masuki adalah ruangan kerja besar yang ditata dengan sangat mewah. Di ujung ruangan aku melihat seorang pria yang bertubuh tidak terlalu besar tapi memancarkan kesan kewibawaan. Inilah Pangeran Malik, Pangeran ke-3 putra dari Sultan Hassanal Bolkiah, sultan Brunai. Saat diperkenalkan aku menunduk dan memberi salam sesuai pelajaran yang telah aku terima.

Aku menundukan wajahku tapi berusaha mencuri lihat reaksi Pangeran Malik. Ia tersenyum padaku dan pada Andi serta Julia, kemudian ia berdiri dan mulai mengamatiku dari atas ke bawah dan dari depan ke belakang. Ia kemudian menyuruhku mengangkat wajahku dan saat itu aku bertatap muka dengannya. Wibawa yang terpancar dari matanya menyebabkan aku tidak sanggup menatap matanya berlama-lama. Aku menundukkan wajahku kembali.

Pangeran Malik kemudian berbicara pada Andi dan Julia sebentar kemudian menyuruh mereka keluar dari ruangan. Julia sempat berbisik kepadaku sebelum meninggalkan ruangan, “Selamat tinggal Yuanita, hidup kamu akan terjamin sekarang.” Aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar ucapannya tapi aku berusaha tetap tenang.

Pangeran Malik kemudian mengajakku keluar dan membawaku jalan-jalan di sekitar lingkungan istana. Pangeran Malik tidak terlalu tinggi, bahkan jika aku tidak mengenakan selop high-heels aku yakin bahwa tinggi tubuhku masih lebih tinggi dari tubuhnya, apalagi sekarang saat aku memakai high-heels, Pangeran Malik hanya setinggi bibirku.

Aku menemaninya berjalan-jalan dan dia berusaha menceritakan tentang kerajaan Brunai dan posisinya dalam kerajaan tapi sementara berjalan aku dapati bahwa berulang kali ia menatap wajahku dan dadaku. Aku menemaninya berjalan dengan langkah-langkah kecil sampai akhirnya kami tiba di harem tempat para gadis tinggal.

Ia memperkenalkan diriku pada penghuni harem lainnya, “Ladies, this is Miss Yuanita, a new member of our household.” Para gadis menyambutku dengan gembira. Aku hanya mengenali wajah Agnes di antara para anggota harem tersebut, ia menyambutku seperti seorang yang menyambut teman baik yang datang dari jauh, “Yuanita, you finally here. Let me introduce you to everyone else.”

Agnes memperkenalkanku dengan para anggota harem, ada Cecilia, Angela dan Raisya 3 orang gadis Melayu yang berasal dari Malaysia, Maria juga seorang gadis Melayu dari Indonesia, Suzie yang berasal dari Filipina dan Jeanie seorang gadis berkulit putih dari Australia. Pangeran Malik senang melihatku disambut oleh para gadis dan berbicara pada penjaga harem. Belakangan aku baru mengetahui bahwa ia ingin aku dipersiapkan untuk menemaninya malam ini.

Pangeran Malik kemudian meninggalkan kami semua untuk saling berkenalan dengan lebih akrab. Setelah acara makan siang, inang penjaga harem memanggilku dan memintaku untuk bersiap-siap menemani Pangeran Malik malam ini. Aku merasakan kepasrahan dan hanya mengangguk mengiyakan.

Aku kembali dirias dan dipersiapkan kemudian diminta menunggu dalam kamar. Kamar ini sangat mewah dan indah sekali. Aku menunggu di tepi ranjang. Beberapa saat kemudian Pangeran Malik masuk ke dalam ruangan dan berbicara denganku, “Yuanita, I’m glad that you’re here to become my companion for the evening. Let’s have some dinner first.”

Kami bersantap malam sambil Pangeran Malik terus menerus memuji kecantikanku dan berbicara tentang Brunai. Aku tidak berani menjawab banyak hanya beberapa kali tersenyum dan mengangguk. Tindakanku ternyata menyenangkan Pangeran Malik yang menganggapku begitu halus dan feminin.

Tidak perlu menunggu lama setelah kami makan malam Pangeran Malik mulai menuntunku ke tempat tidur dan memintaku duduk di tepi tempat tidur sementara ia duduk di sebelahku. Ia mulai dengan membelai rambutku dan dengan perlahan tanpa terburu-buru mulai melepaskan sanggul rambutku dan aksesoris-aksesorisku. Ia kemudian memintaku untuk mulai membuka bajuku sementara ia sendiri membuka bajunya dan masuk ke bawah selimut. Ia memintaku masuk pula ke dalam selimut dan berbaring bersama.

Ia kembali merayu dengan berkata betapa cantiknya aku dan kemudian mulai menciumi bibirku. Aku merasakan ciumannya begitu bernafsu dan bersemangat. Aku berusaha membalas sedapatku untuk mengimbanginya. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku dan berhenti pada payudaraku. Ia mulai memilin-milin putingku dan meraba-rabanya. Kembali tubuhku dilanda kenikmatan yang aneh dan aku mulai mendesah nikmat, “mmhmm…..”

Pangeran Malik makin memperhebat cumbuannya dengan menciumi dan menghisap leher serta meraba putingku. Ia seperti begitu bernafsu merangsangku. Aku menggelinjang kegelian dan terangsang hebat dengan rabaannya, “Mmmhmmm…..aaaahhhhh……”

Pangeran Malik kemudian mulai menciumi dan menjilati payudara dan putingku sementara tanganya mulai meraba perut dan pangkal pahaku. Aku makin liar menggelinjang merasakan rabaan dan cumbuannya yang hebat. Mungkin karena Pangeran Malik sendiri seorang penyuka sesama jenis, ia seperti tahu dengan tepat hal-hal apa yang dapat membuatku serasa di awang-awang.

Saat bercinta dengan Andi aku merasakan sensasi romantis dan halus sementara dengan Pangeran Malik aku merasakan rangsangan dan gairah. Pangeran Malik mulai mengangsurkan pinggulnya ke wajahku dan aku mengerti apa yang ia inginkan. Aku mulai menjilat dan mengulum kemaluannya. Kemaluannya sungguh sangat besar dan agak panjang membuatku agak kuatir bagaimana rasanya jika penisnya ini memasuki lubang analku.

Aku terus membasahi penisnya dengan ludahku agar saat penisnya nanti memasuki diriku cairan ludahku dapat berfungsi sebagian sebagai pelumas. Aku mengulum dan menghisap kemaluannya dengan bernafsu seolah ingin membalas rangsangan yang telah ia berikan sebelumnya. Aku menghisap dan mengulum dan dapat mendengar bunyi “slurp….slurp.” yang terdengar begitu erotis.

Beberapa menit kemudian Pangeran Malik mulai membalik tubuhku dan mulai mengarahkan penisnya ke lubang analku. Aku kuatir tapi juga penasaran ingin merasakan hujaman penisnya ke dalam lubang analku. Pangeran Malik ternyata tidak menunggu perlahan-lahan untuk menghujamkan penisnya dan aku tersentak kesakitan saat penisnya menghujam ke dalam lubang analku, “Aaaaaahhhh!…..” aku mengerang kesakitan saat penisnya yang besar masuk ke dalam diriku. Aku merasa tubuhku seperti dirobek dari lubang analku.

Aku berusaha menahan rasa sakit yang timbul sementara Pangeran Malik terus berusaha memasukkan seluruh penisnya ke dalam tubuhku. Aku mengerang dan merintih karena rasa sakit yang ditimbulkan dan hampir memohon padanya untuk berhenti, tapi aku ingat dari pelajaran yang aku peroleh bahwa aku tidak boleh meminta apapun saat Pangeran menyetubuhiku. Itu dianggap sebagai kekurangajaran. Akhirnya aku hanya bisa menahan rasa sakit dan menggerakkan pinggulku seolah-olah ingin agar penisnya dapat “bersarang” di tempat yang tepat.

Tiba-tiba aku merasakan sensasi yang aneh di area dekat kantung zakarku. Seolah-olah ada sesuatu yang menggelitik penisku dari dalam tubuhku. Sensasi aneh ini semakin lama semakin nikmat dan rintihan kesakitanku tiba-tiba berubah jadi rintihan kenikmatan, “Mmmhm…..hhhmmmm…..hmhmmmm……” Aku mendengar Pangeran Malik juga sedikit merintih, rupanya ia juga menikmati cengkeraman analku pada penisnya.

Pangeran Malik berhenti sebentar membiarkan lubang analku menyesuaikan dengan ukuran penisnya dan beberapa detik kemudian mulai memompa analku dengan menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Aku mengikuti irama gerakannya dengan turut menggerakkan pinggulku sedemikian seolah-olah tidak ingin penisnya keluar dari lubang analku, seolah-olah ingin menghisap seluruh kenikmatan yang ditimbulkannya ke dalam diriku.

Gerakan kami makin cepat dan liar dan aku merasakan penisku sendiri agak menegang karena rangsangan penis Pangeran Malik pada prostat-ku. Kami berdua sama-sama mendengus dan merintih, “Aaahh…..aaahhhh…..aaahhh…..” Aku dapat mendengar pahanya “menepuk-nepuk” pantatku dan penisnya makin dalam dan makin cepat memompa analku.

Aku merasakan penisnya makin menegang dan keras dalam analku dan tiba-tiba tanpa kusadari penisku sedikit memuncratkan cairan spermanya. Aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada duanya tapi Pangeran Malik sendiri belum berhenti, ia tetap memompakan penisnya dalam tubuhku. Kembali aku rasakan kegelian pada area dekat kantung zakarku dan penisnya seperti terus membesar dan menegang dalam analku.

Tiba-tiba aku rasakan semprotan cairan hangat dari penisnya menyemprot ke dalam tubuhku. Pangeran Malik masih memompakan penisnya beberapa kali ke dalam analku seolah-olah ingin menghabiskan seluruh spermanya dalam tubuhku. Aku merasakan sebagian benihnya yang hangat sedikit meleleh keluar dari analku turun ke pahaku.

Kami berdua tergeletak kelelahan dan dengan penisnya masih di dalam diriku kami berdua terkulai kelelahan. Pangeran Malik kemudian menarik penisnya dari analku dan kurasakan rasa geli yang nikmat saat penisnya keluar dari analku. Ia masih menciumi pundak, punggung dan tengkukku sambil terus merayu serta memujiku. Aku merasakan perasaan aneh dalam hatiku, aku merasa begitu disayang dan dicintai oleh Pangeran ini. Kami berdua tertidur kelelahan sambil terus saling berpelukan.

Kegiatanku sehari-hari menjadi rutinitas yang aku jalani dengan gembira, aku berkumpul dengan sesama teman gadis di harem, merawat diri secantik mungkin dan di malam hari menikmati sex yang luar biasa. Beberapa bulan aku menjalani kehidupanku baru kusadari bahwa aku menjadi gadis favorit Pangeran Malik. Ia sendiri memang tertarik dengan gadis China dan dengan postur tubuh dan kecantikanku Pangeran Malik menjadi tergila-gila denganku.

Beberapa bulan setelah aku tinggal di haremnya, beberapa gadis kemudian menyusul menjadi anggota harem ini termasuk Prita, lalu seorang gadis Jepang yang diberi nama Mayumi dan seorang gadis Amerika Latin yang diberi nama Rachel. Setelah hampir setahun aku tinggal di haremnya, Ratu tiba-tiba jadi sering mengunjungiku dan mengajakku berbicara.

Dari Ratu aku akhirnya tahu bahwa Pangeran Malik ingin menikahiku secara formal dan menjadikanku istrinya. Tapi Sultan Hassanal Bolkiah tidak setuju dikarenakan statusku. Ratu akhirnya memberi alternatif yang akhirnya diterima oleh Sultan yaitu, Pangeran Malik boleh menikahiku dengan syarat aku benar-benar dijadikan wanita sepenuhnya. Ratu mengajakku berbicara dan menyerahkan keputusan akhir pada diriku.

Beberapa minggu aku memikirkan hal ini. Jika aku menerima berarti aku benar-benar melangkah menuju jalan di mana aku tidak mungkin kembali. Penisku akan dioperasi menjadi vagina dan aku benar-benar tidak mungkin menjadi pria lagi. Setelah berpikir keras akhirnya aku memutuskan untuk menyetujui hal ini. Mungkin ini memang takdirku, mungkin aku memang ditakdirkan untuk menjalani sisa hidupku sebagai wanita.

Tidak butuh waktu lama untuk melakukan operasi kelamin ini. Aku dioperasi menjadi wanita di Thailand dan tinggal beberapa waktu di sana untuk memulihkan diri. Setelah kembali ke Brunai persiapan pernikahan dilangsungkan dengan cukup meriah.

Aku akhirnya menikahi Pangeran Malik dan menjadi Putri Farah Yuanita, nama Farah adalah tambahan dari Pangeran Malik sendiri. Walaupun sudah memiliki vagina, Pangeran Malik tetap lebih menyenangi anal sex dan saat malam pernikahan kami, kami melakukan hubungan intim yang sangat bergelora. Kami berhubungan beberapa kali sampai menjelang pagi.

Kami kemudian berbulanmadu dengan berkeliling dunia, termasuk pergi ke Bali dan Indonesia. Saat di Indonesia inilah baru aku sadari betapa panjang perjalanan hidupku. Walaupun baru 2 tahun meninggalkan Indonesia tapi telah begitu banyak hal yang terjadi. Aku jadi agak murung.

Pangeran Malik menanyakan hal ini padaku, “What’s wrong honey?”

“Nothing Sire, I just feel weird back to Indonesia as a woman.” Aku menjawab Pangeran Malik. Aku kemudian memohon padanya, “Darling, I never ask for anything but can I ask for a particular favor?”

“What’s favor?” Pangeran Malik bertanya

“I…..em……I want to see my parents for the last time. Not meeting them, just see them…..from distance if necessary.” Aku menjawab sambil memohon padanya.

Setelah berpikir sejenak ia mengiyakan. Kami naik pesawat pribadinya ke Jakarta dan mengendarai mobil mewahnya ke rumahku. Akhirnya, setelah sekian lama aku tiba lagi di rumahku. Kami memarkir mobil agak jauh dari rumahku dan ia menyuruh seorang bodyguardnya untuk memasang kamera kecil di depan rumahku. Aku memperhatikan dan menunggu beberapa saat sampai akhirnya…….

Mamahku keluar dari rumah sebentar dan aku tiba-tiba menangis terharu, aku begitu rindu pada Mamah tapi aku sendiri tidak bisa menemuinya. Beberapa waktu kemudian aku juga melihat Papahku dan setelah mengamati mereka beberapa saat aku akhirnya menyadari bahwa mereka berdua tidak pernah berhenti mencariku.

Aku memohon pada Pangeran Malik lagi untuk dapat mengirimkan surat pada mereka minta mereka untuk merelakan aku. Awalnya Pangeran Malik menolak tapi melihatku menangis akhirnya ia mengijinkan.

Aku menulis surat pada mereka minta mereka untuk merelakanku dan memberitahu mereka bahwa aku baik-baik saja tapi tidak bisa kembali pada mereka. Aku tidak menceritakan hal-hal yang terjadi dan aku ragu apakah kedua orangtuaku akan menghentikan pencarian mereka tapi paling tidak ini dapat sedikit menenangkan mereka.

Pangeran Malik mengatur supaya suratku dapat diserahkan dalam beberapa hari kemudian kepada kedua orangtuaku. Ternyata surat itu disertai oleh cek miliaran rupiah dari Pangeran Malik pada kedua orangtuaku, dan seperti yang aku perkirakan kedua orangtuaku tetap tidak berhenti mencariku.

Setahun setelah menikah Ratu mengatur supaya aku seolah-olah hamil dan memiliki anak. Dengan kekuasaan Sultan dan Ratu hal tersebut mungkin terlaksana dengan mudah. Inilah takdir hidupku, dari seorang pria normal akhirnya menjadi wanita, menjadi istri seorang pangeran dan akhirnya menjadi seorang ibu. Aku tetap berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan.

Sementara itu walaupun telah menikahiku Pangeran Malik tetap melanjutkan hobinya untuk mengoleksi “gadis-gadis” ke dalam haremnya. Jadi berhati-hatilah lain kali jika pergi berlibur sendirian, anda dapat berakhir seperti diriku…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar